Menurut jadwal yang kususun, hari ke-6, pagi-pagi sekali
harusnya aku sudah menyeberang ke pulau Sumatera. Ini supaya tidak terkena malam saat tiba di Bandarlampung. Namun,
faktanya, aku ‘sedikit’ mundur dari jadwal. Aku masih berada sekitar 45 km atau
berjarak 2,5 jam dari Merak. Kemunduran ‘sedikit’ ini berdampak besar, aku
terjebak malam di jalur Bakauheni-Bandarlampung.
Pagi sekitar pukul
07.00, setelah mengucapkan terima kasih kepada pombensin yang
mengizinkanku menginap, kulanjutkan perjalanan ke Cilegon dan Merak. Tak berapa
lama aku memasuki alun-alun kota Serang, kemudian lanjut ke Cilegon. Jalur
Serang-Cilegon ternyata mulai naik-turun, tidak lagi flat. Dan karena masih
pagi, jalan tidak terlalu panas.
|
Alun-alun Serang |
Di kota Cilegon, melewati sebuah warnet. Aku mampir sebentar
sekitar 15 menitan untuk mengupdate posisi agar rekan-rekan tidak khawatir.
|
berhenti di Warnet posting posisi |
|
salah satu menara masjid di Cilegon |
Pukul 09.30, sesuai perkiraan, aku tiba di pelabuhan Merak. Sempat berhenti beberapa kali di pinggir laut untuk mendokumentasikan suasana sepanjang perjalanan.
|
jelang pelabuhan Merak |
|
difoto sama Pak polisi, didekat Pospam-nya |
Saat masuk ke
pelabuhan, agak macet tapi masih bisa bermanuver di sela-sela kemacetan. Pihak pelabuhan mematok tiket Rp 24.500,-
untuk sepeda berikut orangnya. Selanjutnya, aku menuju dermaga 1, dan baru
benar-benar naik ke kapal pukul 10.30 WIB. Dua jam diatas selat sunda, dan
mengantri berlabuh, baru pukul 14.00 benar-benar mendarat di pelabuhan Bakauheni,
Lampung.
|
Di pintu masuk Pelabuhan Merak |
Posisiku yang di atas selat Sunda menjadi akhir dari Etape
1-Pulau Jawa. Total jarak dari Demak ke
Merak sejauh 697 km, ditempuh dalam waktu 6 hari, dari tanggal 6 hingga 11 Juli
2015.
|
Serang-Merak |
Dukungan dari keluarga besar MTBFi sungguh luar biasa. Aku
sama sekali belum pernah bertemu muka dengan teman-teman yang menerima,
menyambut, dan menawarkan rumahnya sebagai tempat istirahat. Sebagian
diantaranya memang sudah kukenal, namun
hanya via dunia maya. Namun, terasa begitu akrab saat bertemu, seperti sudah saling mengenal lama. Mungkin
itulah yang disebut dengan Gowes Brotherhood. Tanpa dukungan dari mereka,
mungkin Etape 1 Pulau jawa ini tidaklah selancar seperti yang sudah dijalani.
Semoga Allah membalas segenap kebaikan saudara-saudaraku ini dengan yang lebih
baik. Amiinn.
|
antri masuk kapal, 1 jam-an |
|
Di atas kapal Ferri penyeberangan Merak-bakauheni
|
|
pemandangan khas Merak, rebutan uang koin di laut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar